Hari Pendidikan Nasional 2 Mei: Kita Adalah Seorang Pembelajar dan Pendidik

MAKASSAR - Pendidikan Nasional kita peringati setiap tanggal 2 Mei ini merupakan hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hadjar Dewantara (KHD). Ia pernah mengemukakan gagasan tentang Tri Pusat Pendidikan, atau dikenal tiga pusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.  Tujuan besar KHD mengemukakan Tri Pusat Pendidikan ini adalah sebagai sarana membentuk karakter peserta didik. 
Kiprah Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara bersama rekannya dr. Cipto Mangunkusumo dan E.F.E Douwes Dekker mendirikan Indische Partij. Partai Politik pertama Indonesia pada masa Hindia Belanda itu bertujuan meraih kemerdekaan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara sangat anti dengan Belanda. Dia pernah melontarkan sindirian keras yang dituangkan dalam bukunya berjudul Als Ik Een Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda).
Kritikan pedasnya membuat pemerintah Belanda gerah. Belanda lalu mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Negeri Kincir Angin.
Ki Hajar Dewantara tak berkecil hati. Selama menjalani masa pengasingan di Belanda, dia justru mendalami bidang pendidikan dan pengajaran. Hingga pada 1918, ia kembali ke Tanah Air dan berkecimpung penuh di dunia pendidikan.
Pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara lantas mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama Taman Siswa. Berdirinya Taman Siswa tak lain bertujuan untuk mencerdaskan pemuda pribumi, serta menanamkan rasa nasionalisme.
Semboyan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara memiliki semboyan yang digunakan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Semboyan dalam bahasa Jawa ini berbunyi Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Semboyan tersebut dapat diterjemahkan seperti berikut ini:
Ing Ngarsa Sung Tulada: di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik
Ing Madya Mangun Karsa: di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide
Tut Wuri Handayani: dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan
Berbicara pusat Pendidikan, di lingkungan masyarakat, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap masyarakat sekitar. Minimal terhadap teman-teman sebaya kita. KH Ahmad Dahlan juga mencontohkan bahwa ia rela berkorban untuk menolong sesama serta memberikan pencerahan di tengah masyarakat, dengan mengamalkan tafsir surat Al-Ma’un. Sudah sepatutnya karakter seperti ini juga harus kita bangun. Janganlah kita menutup mata terhadap masyarakat sekitar, karena peran kita selalu dinantikan oleh masyarakat..
Marilah kita jadikan momentum Hari Pendidikan ini sebagai refleksi. Kita semua memiliki peran penting dalam membentuk karakter baik karakter bagi diri kita sendiri, teman, maupun anggotanya. Karena sejatinya di waktu yang sama kita adalah seorang pembelajar dan pendidik.


Akbar Aba 
Alumni Unismuh Makassar
Tags :-

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !