Dari Windows ke Linux: Sebuah Pengalaman Menggunakan Komputer untuk bekerja dan Hiburan

Foto : Oki Rosgani

Oki Rosgani, seorang pemuda yang tumbuh besar di era teknologi yang terus berkembang, memiliki kisah menarik tentang pengalamannya menggunakan komputer. Dari awal mula mengenal komputer berbasis Windows hingga akhirnya menemukan kenyamanan dalam sistem operasi Linux, perjalanan ini menjadi pelajaran berharga tentang adaptasi dan eksplorasi teknologi.

Awal Perkenalan dengan Komputer
Oki pertama kali mengenal komputer saat duduk di bangku sekolah menengah atas. Komputer dengan sistem operasi DOS yang kemudian berkembang menjadi Windows 3.1 dan Windows XP menjadi alat utama untuk belajar mengetik, menggambar di Paint, dan bermain game sederhana. Baginya, Windows
adalah jendela pertama yang membuka wawasan ke dunia digital.
Di awal tahun 90-an Oki pernah mengajar di salah satu tempat kursus komputer yang ada di Kota Subang Jawa Barat, dari situlah Oki mulai menenggelamkan dirinya untuk belajar komputer berbasis Windows. Seiring berjalannya waktu, Oki semakin akrab dengan berbagai versi Windows, seperti
Windows 7, Windows 8, hingga Windows 10.
Bahkan sampai ia menjadi mahasiswa, ia kerap menggunakan Windows untuk menyelesaikan tugas kuliah, mengolah data, hingga membuat presentasi. Namun, di balik semua kepraktisan itu, Oki mulai
merasa bahwa Windows memiliki keterbatasan, terutama dalam hal keamanan dan kebebasan
pengguna untuk memodifikasi sistem.

Awal Mula Ketertarikan pada Linux
Ketertarikan Oki terhadap Linux bermula ketika ia mengikuti sebuah seminar teknologi tentang open￾source saat dirinya mengajar di salah satu SMK swasta di Kota Subang. Dalam seminar tersebut, ia mendengar tentang Linux, sebuah sistem operasi yang menawarkan fleksibilitas tinggi, keamanan yang lebih baik, dan komunitas pengguna yang sangat aktif. Rasa penasaran pun tumbuh.
“Saya merasa seperti menemukan dunia baru,” ujar Oki. “Linux memberi kebebasan yang tidak pernah saya temukan sebelumnya di Windows.”

Transisi dari Windows ke Linux
Keputusan untuk beralih dari Windows ke Linux bukanlah hal yang mudah bagi Oki. Ia harus belajar banyak hal baru, mulai dari cara menginstal sistem operasi hingga memahami perintah dasar di terminal
Linux.
Langkah pertama Oki adalah memilih distribusi Linux yang sesuai dengan kebutuhannya. Setelah membaca berbagai ulasan, ia memutuskan untuk mencoba sejumlah distro, awalnya Oki mencoba SuSe,
lalu kemudia Mandrake, hingga akhirnya memilih Ubuntu, salah satu distribusi Linux yang ramah bagi pemula. Dengan bantuan tutorial dari internet dan komunitas Linux, Oki berhasil menginstal Ubuntu di laptopnya.
Awalnya, ia menghadapi tantangan seperti kesulitan menemukan aplikasi pengganti untuk beberapa software Windows dan kebiasaan bekerja yang harus disesuaikan. Namun, perlahan-lahan, Oki mulai
memahami keunggulan Linux.
“Linux mengajarkan saya untuk lebih menghargai proses,” katanya. “Saya belajar banyak tentang cara kerja sistem operasi dan merasa lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah teknis”
Foto : Sistem Linux

Keunggulan yang Dirasakan Oki
Setelah beberapa bulan menggunakan Linux, Oki mulai merasakan berbagai keunggulan yang tidak ia dapatkan saat menggunakan Windows. Salah satunya adalah performa yang lebih ringan dan stabil, bahkan pada perangkat keras yang sudah cukup tua. Selain itu, Linux memberinya kebebasan untuk
menyesuaikan antarmuka dan sistem sesuai dengan kebutuhannya..
Keamanan juga menjadi salah satu aspek yang sangat dihargai oleh Oki. Tanpa perlu khawatir terhadap virus dan malware seperti di Windows, ia merasa lebih percaya diri dalam menjelajahi internet.
“Linux membuat saya merasa lebih aman dan nyaman,” katanya. “Selain itu, saya juga terinspirasi oleh semangat open-source yang mendorong kolaborasi dan berbagi ilmu.”

Linux untuk Hiburan dan Produktivitas
Oki tidak hanya menggunakan Linux untuk pekerjaan sehari-hari, tetapi juga untuk hiburan. Dengan aplikasi seperti VLC Media Player dan Spotify, ia bisa menikmati film dan musik tanpa kendala. Untuk bermain game, Oki mengandalkan platform seperti Steam yang mendukung banyak game populer di Linux.
Di sisi produktivitas, Oki menggunakan LibreOffice sebagai pengganti Microsoft Office dan GIMP untuk mengedit gambar. Ia juga mulai belajar comand line, memanfaatkan terminal Linux yang kuat dan fleksibel untuk menjalankan perintah dan menginstall sejumlah aplikasi yang berjalan di Bash Linux.

Inspirasi untuk Orang Lain
Kisah Oki Rosgani adalah bukti bahwa beralih ke sistem operasi baru, seperti Linux, bukanlah hal yang mustahil. Dengan kemauan untuk belajar dan eksplorasi, siapa pun dapat menemukan cara baru untuk memanfaatkan teknologi secara maksimal. Melalui pengalamannya, Oki sering berbagi tips dan trik tentang Linux di blog pribadinya. Ia berharap,  kisahnya dapat menginspirasi orang lain untuk mencoba Linux dan merasakan manfaatnya.
“Linux bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kebebasan dan komunitas,” ujar Oki menutup ceritanya. “Saya senang bisa menjadi bagian dari perjalanan ini."
Dengan dedikasi dan semangatnya, Oki Rosgani tidak hanya mengembangkan keterampilan teknisnya
tetapi juga memperkaya perspektifnya tentang teknologi. Linux kini bukan sekadar alat, melainkan bagian penting dari kehidupannya.[]
Tags :-

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !